Rabu, 18 Juli 2012

Membaca ART|JOG|12

ART|JOG|12 adalah sebuah art fair yang diselenggarakan pada 14-28 Juli 2012 di Taman Budaya Yogyakarta. Perhelatan seni ini memamerkan 195 Karya yang dikerjakan oleh 150 seniman. ART|JOG kelima kalinya ini hadir semenjak tahun 2008 untuk menyemarakkan dunia seni rupa Indonesia dan Asia. Panitia membuka diri selebar-lebarnya kepada para seniman untuk mengajukan aplikasi yang telah dilaksanakan pada bulan Maret-Mei 2012 lalu. Hasilnya departemen arstistik  ART|JOG|12  harus melakukan seleksi terhadap 883 aplikasi dengan karya berjumlah 1.692 buah. 
Tema dari ART|JOG|12 di pintu masuk.

 
Gambar baliho dari ART|JOG|12

Mengetahui ada event semenarik ini sebetulnya setelah membaca berita di Koran Kompas kolom Galeri. Saya sempat tertarik dengan  ART|JOG  yang diadakan tahun lalu, karena karya seni yang dipamerkan sangat aktual dan syarat nilai-nilai refleksi baik itu permasalahan sosial, ekonomi, politik ataupun budaya itu sendiri. Tema yang ditampilkan pada  ART|JOG|12  kali ini yaitu “Looking East: A Gaze upon Indonesia Contemporary Art artinya Art-Fair ini diangkat sebagai suatu upaya untuk (kembali) mencari dunia (yang disebut) timur; sebagaimana dahulu negara-negara Barat berlomba-lomba mencari hasil bumi dan bahan mentah sampai di kawasan Timur, termasuk Indonesia. Acara ini seolah-olah menunjukkan keadaan Indonesia dari kacamata para seniman.

Pintu masuk TBY yang juga dijadikan buah karya berjudul "The Lost Vegetation" karya Joko Dwi Avianto, merupakan simbolisasi vegetasi "hutan" yang berubah wujud bahkan hilang. 

Karya yang dipamerkan di depan pintu masuk Taman Budaya Yogyakarta berjudul, "Hope and Hold" karya I Made Widya Diputra, sebuah kritik terhadap bangsa Indonesia. Negara yang kaya akan pangan tetapi masih banyak warganya yang tidak sejahtera ibarat 'Kelaparan di Lumbung Pangan' divisualisasikan melalui gajah yang mati kehausan diantara tumpukkan kelapa (air kelapa). 

Pada dasarnya  ART|JOG|12  dibagi menjadi tiga seksi yaitu art fair, commission work dan special presentation. Pada seksi commission work akan tampil tiga seniman yaitu I Made Widya Diputra, Joko Dwi Avianto, dan Angki Purbandono. Sementara special presentation menampilkan Ashley Bickerton (AS) dan Wim Delfoye (Belgia). Perhelatan seni ini  menampilkan karya-karya seniman pemula dan senior.


sebuah karya, perpaduan antara wayang dan robot


conscience (suara hati)


Karya ini berjudul "They Say, Upright to me, Upside Down to you" karya Ivan Sagita, merupakan wujud alam sadar yang menggerakan individu-individu.

Laksmi Sitaresmi menciptakan karya ini untuk menerangkan bahwa gajah merupakan simbol kekuatan yang bermartabat, di karyanya tersebut gajah yang memiliki payudara banyak menjadi sebuah harapan bagi kediriannya untuk menjadi seorang perempuan yang  berguna dan berlaku adil bagi semua terutama anak-anak, karya ini diberi judul "The Rhythm of the Balance of My Life".

Karya Endang Lestari berjudul "Blow Me (I want to be primitive without culture)" merupakan kisah meniup yang dikenal di berbagai kisah reliji dan mitologi. Ini merupakan salah satu karya yang menjadi favorit saya, karena ssangat detail dan mengena. 

 replika tempat jenazah

Bagi saya  ART|JOG|12  ini menarik untuk dinikmati, kita bisa berefleksi sebagai bangsa besar yang telah banyak mengalami peristiwa yang patut untuk dokumentasi. Para seniman berupaya untuk divisualisasikan melalui karya-karya seni yang diimbuhi banyak kritik, misalnya dalam sebuah lukisan yang dipenuhi oleh branch atau merk dagang kemudian ada tulisan "Hello, rich people...!".

lukisan merk dan brand: Hello rich people..!! Merupakan sindiran terhadap kesuksesan perusahaan-perusahaan besar dalam sistem kapitalisme.

penggambaran kekuasaan perempuan yang ironis

Berjudul "Wayang Lakon Terwelu Girl Band" karya Agustina Tri Wahyuningsih, sebuah kritik terhadap fenomena menjamurnya Girl Band dan Boy Band di Indonesia



lukisan dua wajah, yang jika dilihat dari kanan tanpa topeng dan jika dilihat dari kiri menggunakan topeng, seolah-olah cermin sikap dan perilaku manusia.

kaki kuda dan jas

Berjudul "The Wild and The Beast" karya Sri Astari, pengambaran bahwa dari setiap diri manusia terdapat kekuatan naluri alamiah, semangat kekuatan dan indera mengenali yg jernih, perempuan liar yang mewakili naluri alamiah. Sedangkan komodo merupakan pengambaran hewan liar dan langka yang menapaki pantai-pantai kehidupan.



Berjudul "Mythic Airways" karya Pintor Sirait, sebuah refleksi untuk memahami mitologi dasar budaya Indonesia, mengambil sejarah ringkas industri dirgantara Indonesia sebagai sebuah metafora untuk menyampaikan pola-pola budaya cetakan secara mendalam yang ditampilkan melalui judul-judul bermacam-macam media cetak.


Karya Adi Panuntun ini berjudul "Constellation Neverland", penggambaran kerinduan akan hujan dan salju diwujudkan dengan pembuatan lingkungan artifisial. Semua ini diwujudkan untuk membangun suasana hati penontonnya sehingga dapat mempengaruhi pengalaman emosi dan pikiran-pikiran manusia.

Merupakan gerobak yang ditarik oleh kuda, namun seekor kuda tersebut hanya divisualisasikan melalui ekor-nya yang dapat bergerak-gerak setiap beberapa detik. Sehingga jika didekati cukup mengagetkan.


Video ini menggambarkan lukisan yang terbakar, tertiup angin, dan disiram hingga luber namun tetap kembali eksis seperti semua. Perwujudan semangat yang tak hilang meski menghadapi berbagai tantangan.

Penggabungan antara lukisan dan video. Tentu tahu ini objek dari karya ini merupakan mata dan bibir indah dari aktris Hollywood, Angelina Jolie. Menonjolkan sisi-sisi keindahan perempuan yang biasa dinikmati secara visual.  

Lukisan wajah perempuan berbagai ekspresi, lukisan ini cukup unik karena lukisan ini timbul serta memiliki ekspresi kuat yang cukup mengerikan.


Foto Marilyn Monroe yang dibuat dari tuts-tuts aksara berbagai bahasa, bahkan jika dilihat secara jeli ada yang merupakan aksara jawa.


Hasil fotografi unik yang memadukan antara hal biasa dengan hal yang tak biasa.

Sebuah piringan hitam yang disusun dan dipahat hingga membentuk tengkorak.

Berjudul "Red Cycle" karya Erianto, sangat unik dengan roda bersegi enam.

Karya Budi Kustarto bertajuk "On the Move", merupakan penggambaran tubuh manusia dalam patung menghadapi banyak persoalan-persoalan hidup ada yang dipisah-pisah, dikotak-kotakkan selayaknya sebuah barang yang hanya dilandaskan kepentingan hidup semata

Dagadu yang merupakan merk souvenir terkenal di Yogyakarta juga menyediakan souvenir khusus di acara ini.


Para perusahaan yang telah memberikan sponsor dalam terselenggaranya event ART|JOG|12 ini.


pintu keluar ART|JOG|12


Sebetulnya masih banyak karya seni luar biasa yang dipamerkan di ART|JOG|12 ini. Beberapa diantara menyiratkan makna filosofi hidup dan menunjukkan realitasnya kepada manusia dan khalayak. Bagi para pengunjung, ART|JOG|12 bukan saja sekedar arena transaksi jual beli karya seni. Lebih dari itu, ART|JOG|12 menawarkan ruang pertemuan dan interaksi langsung antara karya seni, seniman, dan publik seni dari beragam latar belakang profesi dan geografis, yang disatukan dalam satu peristiwa: pengalaman artistik yang unik dan eksklusif, yang tidak akan bisa tergantikan di tempat atau kegiatan lainnya. Maka memang  sangat berkesan jika bisa datang langsung mengunjungi event ini. Untuk informasi lebih lengkap bisa juga membuka website resminya di artfairjogja .


enjoy~

M.
Yogyakarta, Juli.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar