Selasa, 23 Juli 2013

The Other Side of Us

Dinginnya malam tidak membuat kita menyerah untuk kembali ke pondokan dan membungkus diri dengan selimut hangat. Kita justru melanjutkan perjalanan untuk menghabis sisa-sisa waktu menuju tengah malam. Hingga sampailah pada sebuah cafe yang sebetulnya berada tak jauh dari campus yang telah lama kita kenal. Malam itu kita bertujuh seperti masuk pada sisi lain dari pribadi masing-masing. Hingga percakapan tentang rasa dan ketertarikan dengan lawan jenis pun tak bisa dihindari. Entah mengapa selalu ada saja rasa ingin tahu tentang perasaan orang lain. 


Jika kalian selalu bertanya; mengapa malam itu aku menjadi begitu pendiam? Sifat asliku memang tak banyak bicara, introvert dan membenci keramaian. Dulu aku lebih memilih diam daripada mengungkapkan apa yang ada di dalam hatiku, kemudian aku berubah, lebih baik aku mengungkapkan daripada mengganjal dan menjadi luka. Namun kini aku paham, keduanya sama saja, jika tak digunakan tepat pada waktunya justru akan menjadi luka, yang berbeda hanya waktu. Kita setiap manusia memiliki bara di dalam dirinya, yang bisa tersulut kapan saja. Kita yang harus menjaga agar perasaan itu tetap pada porsinya.

Entah itu tentang perasaan perempuan yang mudah untuk direkayasa? atau tentang perbedaan antara rasa kagum dan rasa cinta? atau tentang perjalananmu untuk mengenali karakter setiap perempuan? Aku tak peduli. Aku tak punya niat terselubung untuk mengatakan bahwa "aku sedang ingin bermain-main". Aku hanya baru saja terluka. Semua tentang laki-laki serasa begitu skeptis, hingga membuatku berpikir "semua laki-laki itu sama saja, berbagi pada siapa saja dan lupa pada semua". Tapi yang pasti, hati manusia memang sangat mudah untuk berubah.

Aku menikmati setiap percakapan yang sama-sama kita semua lewati. Tak ada salahnya memang untuk lebih mengenali sisi lain dari seseorang. Meski ada segeliat pertanyaan; bukankah lebih baik jika kita diam dan hanyut dalam perasaan masing-masing tanpa perlu mengenal satu sama lain? Sebab kita adalah kumpulan peristiwa-peristiwa yang telah kita lewati. Kita semua berbeda dalam menjalani kehidupan. Namun disisi lain, bukan berarti kita dipertemukan hanya untuk sekadar berkenalan dan berkerja sama selama dua bulan, fate did not bring us together for nothing, isn't it?

Lesson learned. Proceed onward. Life, love and work, awaits.

M.
Yogyakarta, Juli 2013.

2 komentar:

  1. Huaaa.... ketoke ad 'cerita' di dalam cerita nih....... Harus bgt ketemuan, mungkin km mengijinkan aku mengenal sisi lain mu,... tidak ada salahnya kan? :D :D

    BalasHapus
  2. waaaa gak tahu denty baca blogku :)) oke den kita harus bgt ketemuan :))

    BalasHapus