Minggu, 01 Januari 2012

New Year’s Reflection: Destination, Goal, or Resolution?


Kadang kalo kita ngobrol soal masa depan, banyak banget yang pengen kita lakuin, apalagi setiap pergantian akhir tahun. Kita bahkan bikin resolusi ini atau itulah. Beberapa hari lalu, aku sendiri bikin loo list-nya. Apa yang ingin aku capai, apa ingin aku lakuin. Tapi sepanjang aku alamin dari bikin list Resolusi buat tahun baru, terkadang aku bingung sama diri aku sendiri, apakah semua list itu bener-bener kamu kejar karena kamu ingin capai atau kamu hanya bingung dan takut tentang masa depan kamu? Apa tujuan hidup kamu? Jadi apa kamu suatu hari nanti? Sampai terkadang kita lupa untuk sekedar look around.

Aku terlampau sibuk kuliah dan sibuk kegiatan organisasi, sibuk memikirkan gebetan, sibuk memikirkan diri sendiri dan masa depan sendiri sampai aku lupa bahwa aku selama ini terlalu cuek dengan keluargaku. Aku terlampau egois. Aku lupa kalau salah satu dari seribu alasan kenapa harus stay di jogja supaya aku deket dengan keluarga. Dekat dengan ibu dan bapak, karena aku perempuan dan bungsu, sudah enam tahun merantau ke Garut, jauh dari orang tua sudah banyak waktu yang aku buang untuk lebih mengenali orang tuaku, untuk dekat, berbagi dan membalas cinta mereka. Padahal kalo suatu hari nanti aku menikah, aku-harus-mau-ngikut-ke-suami walaupun aku cinta mati ama kota Jogja. Kadang kita gak pernah sadar bahwa saat muda dan dekat dengan orang tua itu adalah saat terbaik dalam hidup kita. Dan sampai saat ini, i missed all the great things along the way.

Yes, i really want to have A GRATEST LIFE! But hey, do you ever realize that being life is a greatest thing ever! Banyak sekali kebingungan yang kita hadapi di dunia ini. Banyak temen yang nanya, kalo kamu sudah menggapai semua mimpi kamu terus kamu mau ngapain? Kalo udah lulus terus mau kemana? Kalo udah nikah terus mau punya anak berapa? (kok kayak iklan KB? TT) Blah...blah... kita selalu terpaku dengan tujuan, goal dari semua resolusi yang kita tulis tanpa kita sadar berapa banyak hal berarti yang sudah kita dapat dari hidup, kayak sahabat, ilmu, cinta dan keluarga. Aku bukan Mama Lauren for God’s sake yang bisa ngeramal apa yang aku omoningin ini seriously true or just simple-mature-syndrome (emang Mama Lauren tau juga?^^) Aku jelas bukan orang yang selalu benar, aku bisa salah juga. Ini cuma masalah perspektif hidup aja. Ini adalah pemikiran aku tentang perjalanan hidup, dan seperti apa yang dibilang dalam buku the Journey, “hal paling menarik dari sebuah perjalanan adalah menemukan”. Aku selalu mencoba untuk bisa menemukan makna, menemukan diriku sendiri, menemukan cinta (menemukan kamu woy, my future’s husband!!! ~galau^^) dan juga menemukan kehidupan. Sebuah pepatah filosofis dari Søren Kierkegaard yang selalu aku ingat, soalnya aku tulis di buku diary tugas Sosiologi jaman-jaman Madrasah,
“Life can only be understood backwards; but it must be lived forwards."
.
So,it's not about destination, goal, or resolution? Destination is just a tiny slice of the journey. We’re so worried about goals, about our future, we miss all the great things along the way. If you’re fixated on the goal, on the end, you won’t enjoy it when you get there. You’ll be worried about the next goal and the next destination.
Happy New Year!!
Regards.
^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar