Kamis, 01 November 2012

Welcome November Rain

Di akhir bulan ini hampir setiap hari hujan turun. Kini sudah mulai memasuki November. Dan bulan ini memang selalu identik dengan hujan. Kadang hujan itu menyenangkan, kala udara dingin senyap yang diam-diam memelukku. Irama air menetes dan aroma tanah yang begitu segar menerobos kerongga-rongga hidungku. Langit kelabu membawa suasana seolah-olah sendu namun begitu menenangkan hanya bunyi rintikan air yang terus saja berirama. Seolah-olah irama rintikan itu terus memanggilku. Tik..tik..tik... 

Hujan mengingatkanku pada satu momen tertentu dalam hidupku. Dimana saat itu aku masih amat sangat muda. Kelas 1 SD, sekitar umur 6 tahun, aku selalu memperkenalkan diri dengan nama T-I-K-A. Karena nama itu teman-temanku gemar sekali menggodaku dengan sebuah nyanyian anak-anak. Tik, tik, tik bunyi hujan diatas genting... Begitulah kira-kira salah satu liriknya. Maka teman-temanku yang usil, mereka seolah-olah hendak menegurku, “Tik! Tik!”. Kemudian ketika aku memalingkan muka kearah mereka tiba-tiba mereka kembali menyanyikan lagu itu, tik tik tik bunyi hujan di atas genting, airnya turun tidak terkira, cobalah tengok dahan dan ranting, pohon dan kebun basah semua. Argh! Tentu saja aku kesal. Namun semua itu nampak lucu sekarang. Menggelikan. Mengesankan. 

Kini hanya orang-orang dekat saja yang memanggilku dengan nama Tika. Tidak banyak tapi justru itu membuktikan kedekatanku dengan mereka. Kebanyakan dari mereka yang memanggilku dengan nama itu, tentu tahu tentang nama kecilku. Nama kesayangan pemberian orang tua. Nama itulah yang terkadang aku rindukan. Oleh sebab itu aku selalu merasa hujan itu terus memanggilku. Seolah-olah kami begitu dekat. In this very moment, I choose to focus on the good feelings of rain. It provides a warm sense of security. Because rain is water and water is life. While there are mishaps caused by rain, rain as a metaphor is invariably life enriching. There is torrential downpour which destroys, but mostly rain is revered because it is a necessary component of growth.

Dulu hujan selalu membuatku menari-nari. Begitu menyenangkan bermain-main kesana-kemari tanpa memikirkan apapun. Tanpa mengkhawatirkan apapun. Tanpa ekspektasi. Kini enam belas tahun kemudian, bulan November menjadi bulan yang semakin penuh misteri. Dan nasibku pun akan ditentukan oleh bulan ini. Aku diam-diam selalu memohon. Berdoa dalam hati kecil. November, jadikanlah semua momen di bulan ini menjadi lebih baik. Less worries. Less impulsive. Less pressure. Hujan di bulan November antarkan aku pada impian-impian itu...

Di telingaku, hujan terus memanggilku dengan nada lagu itu, tik tik tik bunyi hujan di atas genting, airnya turun tidak terkira, cobalah tengok dahan dan ranting, pohon dan kebun basah semua... 


M. 
Yogyakarta, hujan di awal bulan November 2012.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar