Senin, 05 April 2010

Tidak lagi tentang Rumah Pasir kami


Angin yang menerpaku seolah-olah ingin membisikan bait-bait lagu alam. Deru ombak dan percikan air yang membentur bebatuan. Langit yang luas memayungi kami. Sinar matahari memancar bergulat dengan biru lazuardi sang awan. Keindahan alam yang penuh inspirasi.

Meski tempat ini tak lagi menjadi asing bagi kami. Semua menikmati keindahannya. Kreasi tuhan yang membuat bibirku berdengung mengucapkan “Subhanallah” berulang kali. Aku sangat menikmati keindahan tempat ini (sejak dulu).

Ditempat ini pula biasanya aku membangun rumah pasir kami. Ternyata kali ini aku tak membangun rumah pasir kami. Biasanya aku membuatnya bersama teman-teman yang lain. Membangunnya sedikit demi sedikit. Entah karena apa kali ini aku tak membangunnya, bahkan tak ingin untuk melakukannya. keadaan kami pun telah lama berubah. Tak lagi kanak-kanak yang memandang pasir itu sebagai sebuah lahan bermain. Kami datang kembali kepantai ini tak lagi sebagai seorang anak manusia yang baru saja terlahir, tapi sebagai seorang manusia (yang tumbuh) dan masih ingin menikmati pasir seperti dulu kami menikmati pasir seperti membangun rumah pasir kami.

Sepulang dari pantai aku membereskan pakaianku yang penuh dengan pasir, ibuku berulangkali mengeluhkan bahwa pasir itu mengotori kamar mandi rumah kami. Maka aku merasa bertanggung jawab untuk membersihkan semuanya. Aku menatap butiran pasir yang ada disudut-sudut kamar mandi, baru pagi tadi aku merasakan keindahan jutaan pasir yang beradu dengan air laut. Tapi kali ini aku merasakannya bukan sebagai keindahan tapi sebagai kotoran. Sebuah kontradiksi.

Hingga aku pun menyadarinya keindahan pasir itu hanya mampu terasa karena ada berjuta-juta butir pasir. Terhampar dengan bebas dan menyatu dengan alam.

Karena hanya sebutir pasir saja takkan pernah berarti, menjadi sebutir pasir tak akan mampu memberikan keindahan selayaknya jutaan pasir yang terhampar di pantai. Aku terdiam. Begitulah. Kadang kebersamaan itu menjadi sebuah keindahan tersendiri.^^

Y.XX.11.09

Tidak ada komentar:

Posting Komentar