Sabtu, 07 April 2012

The Hunger Games

Siapa yang udah nonton+baca bukunya?!! Yay!^^ 
Hmm...buat aku, The Hunger Games itu tipikal movies and novel yang Blew-Me-Away-and-I-Still-Think-About. Huu~f. Sebenernya antara buku-nya ama film-nya itu cukup konsisten kok (walaupun gak semua T^T), sejauh mana perbandingannya just check out the review :P

The Novel
Baca novel The Hunger Games ini sebenernya udah sejak akhir tahun 2011 tapi namatin buku ketiganya ya baru seminggu yang lalu. Sejak baca buku pertama, emang udah denger mau ada rencana difilmin (dan udah tahu juga sih siapa aja cast-nya). 


Selain itu buku ini juga jadi Best Books of 2008, Best Utopian and Dystopian Fiction, dan Best Kick-Ass Fantasy Female Characters From YA and Childrens versi Goodreads. Makanya langsung penasaran buat baca. Walaupun emang belom bisa ngalahin kerennya Harry Potter Series tapi lumayanlah buat pengganti Harpot setelah tamat. Dari ketiga novel The Hunger Games, emang yang paling keren buku pertama, di buku kedua terlalu banyak nyeritain romance antara Peeta, Gale ama Katniss (personally, i like it so much ;) ) tapi jadi kesannya melambat. Sementara di buku ketiga justru banyak nonjolin pemberontakan distrik-distrik.
Kalo ngebandingin antara The Lord of The Ring, Harry Potter, Eragon, Twilight ama The Hunger Games, sebenernya berbeda sih. The Hunger Games punya alur yang lebih cepat dan tegas dari ketiga novel lainnya. Makanya gak terlalu bosen pas bacanya.

Well, ceritanya tentang Katniss dari Distrik 12 (distrik paling miskin), daerah yang ditujukan untuk pertambangan batubara diantara Pegunungan Appalachian di Amerika Utara. Ayahnya pekerja batu bara telah meninggal di tambang dan ibunya menderita depresi parah setelah kematiannya. Saat itulah Katniss harus mulai berjuang melindungi keluarganya agar tetap hidup, meski dia baru berusia dua belas, untuk menyediakan bagi ibu dan adiknya yang masih kecil, Prim. Katniss harus menyelinap keluar dari batas-batas Distrik 12, di bawah pagar listrik tinggi, untuk berburu dan berkumpul di hutan terdekat, menjaga dian dan keluarganya dari kelaparan.
Bagian dari peraturan Negri Panem, dari Perjanjian Pengkhianatan (the Treaty of Treason), adalah undian ditarik setahun sekali di setiap distrik dari keseluruhan 12 distrik, di mana semua anak-anak antara usia 12 dan 18 diminta untuk memasukkan nama mereka untuk The Hunger Games. Anak laki-laki dan perempuan yang dipilih harus melawan segala rintangan dan saling membunuh untuk menemukan satu pemenang. Saat itulah nama Prim ditarik untuk mewakili perempuan ke Capitol (ibukota Panem). Katniss segera menawarkan diri untuk jadi relawan menggantikan adiknya. Sedangkan Peeta, anak tukang roti, adalah perwakilan dari Distrik 12 yang lainnya. Mereka dibawa ke upacara pembukaan The Hunger Games di Capitol selama beberapa hari pelatihan dan persiapan sebelum dimulai. 12 Distrik berarti 24 pesaing sedangkan peraturan menyatakan hanya ada satu yang dapat menjadi pemenang dan satu-satunya cara untuk menghilangkan pesaing adalah membunuh pesaing lain. Sadis ya tragis.
Sementara kisah asmara (halah) antara Katniss dan Peeta cukup tragis. Sukalah ya~ kalo kisah cinta itu malah tragis T^T. Hubungan Katniss dengan pasangan berburunya Gale dan pesaing District 11, Rue, yang mengingatkan Katniss lebih muda Prim nya, cukup menarik ;) Karakter Katniss yang dimunculkan sangat cerdas, terhormat dan heroik. However, the ending little bit disappointed and frustrated, leaving much unsaid and unanswered.

The Movie
Banyak komentar yang muncul soal film yang satu ini, apalagi juga diangkat dari Novel Trilogi yang emang juga tenar. Pas pertama kali denger kalo the Hunger Games bener2 mau tayang emang rada kaget, pasalnya ini film tentang bunuh2an. Kalo ngelihat dari adaptasi buku, emang susah kalo dibilang sempurna jadi jangan terlalu berharap meskipun keseluruhan bagus kok, detail-nya hubungan Katniss, Peeta dan Rue terlalu diburu2in, muttan-nya diganti anjing, Cato gak dateng buat nolongin Clove, kaki Peeta gak putus, pas Katniss dan Peeta pulang, Katniss gak bilang ke Peeta kalau perlakuannya cuman akting, Katnis sebagai “Girl on the Fire” masih kurang berapi-api, Katniss gak keliatan dehidrasi dan belom2 malah langsung nemuin air, sementara arenanya kurang menantang, dan kurang sadis. Yeah banyak yang bilang kurang sadis. Yang kalo soal itu emang dari awal udah bakalan yakin kesadisan permainan ini gak akan terlalu ditonjolin. Tapi cukup puas kok dengan acting Jennifer Lawrence aka J.Law sebagai Katniss dan Josh Hutcherson sebagai Peeta. Both of them are really awesome and talented ;)

So, what can i say, don’t judge book by its movie :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar